Senin, 17 September 2012

Luka Akibat Kekerasan Tumpul


Luka akibat Kekerasan Tumpul

1. Memar (kontusio, humatom)

Memar adalah perdarahan dalam jaringan bawah kutis/kulit akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan oleh kekerasan tumpul. Letak, bentuk, dan luas memar dipengaruhi oleh besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi, dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluhan darah, serta penyakit yang diderita. Bila kekerasan benda tumpul mengenai jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada bayi dan orang usia lanjut, maka memar cenderung lebih luas. Adanya jaringan longgar juga memungkinkan berpindahnya 'memar' ke daerah yang lebih rendah akibat gravitasi, seperti kekerasan benda tumpul pada dahi menimpulkan hematon palpera. Informasi menganai bentuk benda tumpul dapat diketahui jika ditemukan adanya 'perdarahan tepi', seperti bila tubuh korban terlindas ban. Pada 'perdarahan tepi' perdarahan tidak dijumpai pada lokasi yang tertekan, tetapi perdarahan akan menepi sehingga bentuk perdarahan sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang yang berdekatan (cetakan negatif). Umur memar dapat dilihat dari warna. Pada saat perlukaan, memar berwarna merah, lalu berubah menjadi ungu atau hitam, dan setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna terjadi mulai dari tepi ke arah tengah. hematom antermortem dapat dibedakan dari lebam mayat dengan melakukan penyayatan kulit. Pada hematoma antemortem akan dijumpai adanya pembengkakan dan infiltrasi darah merah kehitaman dalam jaringan, sedang pada lebam mayam warna merah tampak merata.

2. Luka lecet (ekskoriasi, abrasi)

Merupakan luka kulit yang superfisial, akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang mermiliki permukaan kasar atau runcing. Walaupun kerusakannya minimal tetapi luka lecet dapat memberikan petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh. Sesuai mekanisme terjadinya luka lecet dibedakan dalam 3 jenis:

a. Luka lecet gores (scratch)
Ini diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua ujungnya dapat ditentukan arah kekerasan yang terjadi.

b. Luka lecet serut (graze) / geser (friction abrasion)
Ini adalah luka lecet yang terjadi akibat persentuhan kulit dengan permukaan badan yang kasar dengan arah kekerasan sejajar/miring terhadap kulit. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.

c. Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)

Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak lurus terhadap permukaan kulit. Bentuk luka lecet tekan umumnya sama dengan bentuk terhadap permukaan benda tumpul tersebut. Kulit pada luka lecet tampak berubah daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya.


3. Luka robek (vulnus laseratum)

Ini adalah luka terbuka yang terjadiakibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. Ciri luka robek bentuk tidak beraturan, tepi tidak rata, akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut, sering tampak luka lecet, atau memar di sekitar luka.

4. Patah tulang
Ini dapat terjadi pada kekerasan tumpul yang cukupk kuat. Patah tulang jenis impressi terjadi akibat kekerasan benda tumpul pada tulang dengan daerah persinggungan yang kecil. Bentuk impresi tulang dan dapat memberikan gambaran bentuk benda penyebabnya.

a. Cedera kepala

Selain kelainan kulit kepala dan patah tulang tengkorak, cedera kepala juga dapat mengakibatkan perdarahan epidural, subdural, dan subarakanoid, kerusakan selaput otak, dan jaringan otak, dengan penjelasan sebagai berikut:
-Perdarahan epidural sering pada kekerasan tumpul pada daerah pelipis dan belakang kepala akibat garis patah melewati sulkus a. meningea. Pada keadaan tertentu perdarahan dapat juga terjadi tanpa disertai patah tulang.
-Perdarahan subdural akibat robeknya sinus, vena jembatan, arteri basilaris atau berasal dari perdarahan subaraknoid.
-Pendarahan subaraknoid biasanya berasal dari fokus kontusio/laserasi jaringan otak. Dapat terjadi spontan pada sengatan matahari, leukemia, tumor, keracunan CO, dan penyakit infeksi tertentu.

PS kekerasan akibat kepala bergerak mengenai benda diam, lesi otak selain ditemukan di daerah benturan (coup) juga ditemukan pada sisi lain dari titik benturan (contre coup) dan di antara keduanya (intermediate Lesion). Leasi contre coup terjadi akibat gaya positif akselerasi, dorongan likuor, dan tekanan oleh tulang ang mengalami deformitas. Tekanan negatif akibat deformitas tulang dapat menyebabkan contre coup bila tekanan lebih dari 1 atm.

b. Cedera leher
Ini dapat terjadi bila korban tertabrak dari belakang di mana kepala mengalami percepatan mendadak sehingga hiperekstensi kepala yang disusul dengan heperfleksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar